MAKALAH ETIKA LINGKUNGAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam
yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang
utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air
sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan,
air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang
baik. Selainitu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan
yang sehatakan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Berbagai kasus lingkungan hidup yang
terjadi saat ini dari tingkatan lokal, nasional, bahkan internasional sebagian
besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan,
seperti di laut, hutan, atmosfer, air dsb. Bersumber dari perilaku manusia yang
tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri
(dalam jangka pendek).
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia
modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang
“nir-etik”.Artinya,
manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis
yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma
yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern
menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa meras abersalah .Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari mukabumi,
yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakanalam pun
akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
1.2 RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah mengenai Lingkungan adalah sebagai berikut :
1.
Pengertian etika Lingkungan?
2.
Jenis-jenis etika Lingkungan?
3.
Teori tentang etika Lingkungan?
4.
Prinsip-prinsip etika Lingkungan?
1.3 TujuanMasalah
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika Lingkungan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis etika Lingkungan.
3. Untuk mengetahui teori tentang etika Lingkungan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari etika Lingkungan.
1.4MetedologiPenulisan
Pada pembuatan makalah ini metode yang digunakan dalam mengumpulkan data
yaitu dari buku-buku mengenai etika lingkungan hidupdan data dari
internet. Sehingga apabila dalam penulisa nmakalah ini ada kata-kata atau kalimat yang
hampir sam adar isumber atau penulis lain harap dimaklumi dan merupakan unsur ketidak sengajaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Etika Lingkungan
Etika Lingkungan berasal dari dua
kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu
“Ethos” yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenaipengertianetika, yaitu:
etikaDeontologi, etikaTeologi, danetikaKeutamaan.
EtikaDeontologiadalahsuatutindakan di
nilaibaikatauburukberdasarkanapakahtindakanitusesuaiatautidakdengankewajiban.EtikaTeologiadalahbaikburuknyasuatutindakanberdasarkantujuanatauakibatsuatutindakan.SedangkanEtikakeutamaanadalahmengutamakanpengembangankarakter
moral padadirisetiap orang.[1]
Etika Lingkungan Hidup, berbicara mengenai hubungan
antara manusia baik sebagai kelompok dengan lingkungan alam yang lebih luas dalam
totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya yang berdampak langsung atau tidak langsung pada lingkungan hidup secara
keseluruhan. Etika Lingkungan dapat berupa :
a. Cabang
dari etika sosial, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia yang
berdampak pada lingkungan
b. Berdiri
sendiri, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan lingkungannya
2.2.Jenis-jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi.
Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika
ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai
etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang
menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan
lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.[2]
A. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap
lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan
manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya
diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan
mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.
Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut
ini:
1.
Manusia
terpisah dari alam.
2.
Mengutamakan
hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
3.
Mengutamakan
perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
4.
Kebijakan
dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
5.
Norma
utama adalah untung rugi.
6.
Mengutamakan
rencana jangka pendek.
7.
Pemecahan
krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin.
8.
Menerima
secara positif pertumbuhan ekonomi.
B. Etika Ekologi Dalam
Etika
ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang,
sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini
memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan
karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk
hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus
melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas.
Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan
binatang dan tumbuhan serta alam.
Secara
umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
1. Manusia adalah bagian dari alam.
2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat
dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau
alam diperlakukan sewenang-wenang.
4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
7. Menghargai dan memelihara tata alam.
8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan
sistem alternatif yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Demikian pembagian
etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa perbedaan-perbedaan seperti
diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab
langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling
tidak dengan adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan
norma-norma mana yang dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap
alam ini. Dengan demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan
beberapa norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan. [3]
2.3.Teori Etika Lingkungan
Teori etika lingkungan diartikan sebagai sebuah
usaha untuk membangun dasar-dasar rasional bagi sebuah sistem prinsip-prinsip
moral yang dapat dipakai sebagai panduan bagi upaya manusia untuk memperlakukan
ekosistem alam dan lingkungan sekitarnya. [4]
Pendekatan etika lingkungan hidup dapat
dikategorikan dalam dua tipe yaitu tipe pendekatan human-centered(berpusat
pada manusia atau antroposentris) dan tipe pendekatan life-centered(berpusat
pada kehidupan atau biosentris). Teori etika human-centeredmendukung kewajiban
moral manusia untuk menghargai alam karena didasarkan atas kewajiban untuk
menghargai sesama sebagai manusia. Sedangkan teori etika life-centeredadalah
teori etika yang berpendapat bahwa kewajiban manusia terhadap alam tidak
berasal dari kewajiban yang dimiliki terhadap manusia. Dengan kata lain, etika
lingkungan hidup bukanlah subdivisi dari etika human-centered.
Etika lingkungan hidup berbicara mengenai perilaku
manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua kehidupan alam semesta,
yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara
manusia dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan,
termasuk di dalamnya kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak
langsung atau tidak langsung terhadap alam.
Tiga teori etika
lingkungan[5],
yaitu :
1) Antroposentrisme
Antriposentrisme adalah teori lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam
kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Nilai tertinggi manusia
adalah manusia dan kepentingannya :
a. Nilai
dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia
b. Etika
hanya berlaku bagi manusia
Antroposentrisme selain bersifat antroposentris,
juga bersifat instrumentalistik yaitu pola hubungan manusia dan alam dilihat
hanya dalam relasi intrumentalistik.Alam dinilai sebagai alat bagi kepentingan
manusia, sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna bagi
manusia maka alam akan diabaikan yang cenderung melahirkan sifat egois.
Karena bersifat instrumentalistik dan egois, teori
ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (shallow environmental ethics).
Teori ini dianggap
sebagai salah satu penyebab, bahkan penyebab utama, dari krisis lingkungan yang
terjadi. Karena teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam
semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli
terhadap alam.
2) Biosentrisme
Setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai
nilai dan berharga pada dirinya sendiri.
Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai tapi alam juga mempunyai nilai pada
dirinya sendiri terlepas dari kepentinngan manusia. Yang diperhatikan pada
teori biosentrisme adalah kehidupan yang secara moral menyatakan bahwa
kehidupan di muka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus
dilindungi dan diselamatkan.
3) Ekosentris
Ekosentrisme : kelanjutan dari teori biosentrisme
yang mencakup seluruh ekologis seutuhnya baik hidup maupun tak hidup. Pandangan
ini memahami bahwa secara ekologis makhluk hidup dan lingkungan abiotiknya
saling terkait, tidak terpisah, sehingga kewajiban dan tannggung jawab moral
manusia tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup, melainkan juga berlaku kepada
semua anggota atau realita ekologi.
2.4.Prinsip-prinsip Etika Lingkungan
1.
Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga
kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan
tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
2.
Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan
sepenanggungan dengan alam dengan makluk
hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
3.
Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan,
tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam
4.
Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
5.
Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai
kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak
akan mau merugikan alam secara tidak perlu
6.
Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini berarti , pola konsumsi dan produksi manusia modern
harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya
sebagai objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia
7.
Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok
dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam
secara lestari.
8.
Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman
sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam
menentukan baik-buruknya, rusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan
prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan
publik yang terkait dengan sumber daya alam.[6]
BAB
III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Simpulan
1)
Etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap
terjaga.Manusiaadalahbagiandarilingkungan
yang tidakbisadipisahkan, makadiperlukanmenjaga, menyanyangi,
danmelestarikanlingkungan.
Karenalingkunganinidiciptakantidakhanyauntukmanusiasaja,
tetapiseluruhkomponenalam di duniaini.
2) Etikalingkungandisebutjugaetikaekologi.Etikaekologidibedakanmenjadietikaekologidangkaldanetikaekologidalam.Etika
ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan
yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan.
3) Teorilingkungandiantaranyaadalah: Antroposentrisme, Biosentrisme,
Ekosentrisme, Zoosentrisme, danhakasasialam.
4) Prinsip-prinsiplingkunganadalah: sikaphormatterhadapalam, tanggungjawab,
solidaritas, kasih sayangdankepedulian,
tidakmerugikanalamsecaratidakperlu, hidupsederhanadanselarasdenganalam,
keadilan, demokrasi, danintegritas moral.
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Ekawati, N. 2009. Deep Ecology Sebagai Dasar Mengatasi
Permasalahan Illegal Logging di Indonesia. Skripsi Fakultas Filsafat.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Hargrove, Eugene C, EtikaLingkunganDasar, Prentice
Hall: New Jersey, 1989
Herimanto,
Winarto, IlmuSosial&BudayaDasar, Jakarta:
BumiAksara, 2010
Keraf, A. S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta : PT
Kompas Media Nusantara
Soeriaatmadja,
R.E, IlmuLingkungan, Bandung: ITB,
2003
0 Response to "MAKALAH ETIKA LINGKUNGAN"
Posting Komentar