RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP KELAS IX PART 2
Satuan Pendidikan :
SMP PGRI 10 KOTA
BANDUNG
Mata Pelajaran :
IPA Terpadu
Kelas/Semester :
IX/I
Materi Pokok :
Kelangsungan Hidup
Mahluk Hidup
I.
Standar
Kompetensi
2. Memahami Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
II. Kompetensi Dasar
2.1. Mengidentifikasi kelangsungan hidup
makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi
alam, dan perkembangbiakan
III. Indikator
a.Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu di
lingkungannya dengan kelangsungan hidup
b.Memprediksikan punahnya beberapa jenis makhluk hidup
akibat seleksi alam hubungannya dengan
kemampuan yang dimiliki
c.
Mendiskripsikan
hubungan interspesifik (antar populasi) dengan seleksi alam
d.Menjelaskan peran perkembangbiakan bagi kelangsungan
hidup
e.Mendeskripsikan cara perkembangbiakan pada
tumbuh-tumbuhan hewan
IV.
Karakter
Siswa Yang Diharapkan
a. Religius
b. Disiplin
c. Rasa
Ingin Tahu
d. Peduli
Lingkungan
V.
Tujuan
Pembelajaran
a. Mengidentifikasi adaptasi pada makhluk hidup
b. Menjelaskan macam-macam adaptasi beserta contohnya
c. Menjelaskan punahnya makhluk hidup akibat seleksi alam
d. Mendeskripsikan hubungan interspesifik dengan seleksi
alam
e. Menjelaskan peran perkembangbiakan bagi kelangsungan
hidup
VI.
Materi
Ajar
A. Pengertian Adaptasi
Pengertian adaptasi adalah cara
makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup dimana mereka
tinggal. Adaptasi ini diperlukan oleh makhluk hidup dibumi, karena setiap
lingkungan dibumi memiliki karakteristik sendiri. Misalkan dikutub suhunya
sangat dingin serta banyak terdapat air sedangkan sebaliknya di daerah gurun
suhunya panas, gersang, dan sulit untuk mendapatkan air.
Oleh karena itu ditempat tersebut
makhluk hidupnya memiliki bentuk dan karakteristik berbeda untuk menyeseuaikan
diri dengan lingkungannya. Seperti, Beruang kutub memiliki bulu yang lebat
untuk melindungi tubuhnya dari suhu dingin dan di gurun unta memiliki punuk
atau bagian yang menonjol di punggungnya sebagai penyimpan cadangan air karena
digurun sulit untuk mendapatkan air.
Lingkungan tempat makhluk hidup
berkembang biak disebut dengan habitat. Pada umumnya, makhluk hidup yang sudah
beradaptasi dilingkungan tertentu sulit untuk beradaptasi ditempat lain.
Kecuali manusia, karena manusia memliki otak dan pikiran sebagai alat untuk
beradaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada. Otak dan pikiran ini digunakan
untuk menyesuaikan lingkungan dengan kemauannya. Misalkan, dikutub itu dingin
maka ia membuat rumah yang berbentuk seperti kubah karena dengan bentuk seperti
itu maka suhu didalamnya akan lebih hangat.
B. Macam-macam
adaptasi
1.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh makhluk
hidup atau alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Pada adaptasi ini biasanya bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada
bentuk paruh, bentuk kaki, maupun bentuk seluruh tubuh secara
keseluruhan.
Adaptasi pada bentuk tubuh ini berfungsi untuk menyesuaikan
bentuk tubuhnya dengan cara ia mendapatkan makanan dan menyesuaikan bentuk
tubuhnya dengan bagaimana ia tinggal di tempat tersebut.
Gambar
1 Adaptasi fisiologi bentuk paruh dan kaki
Gambar
2 Adaptasi fisiologi bentuk mulut
2.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi
Fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup terhadap
keadaan lingkungannya. Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata.
Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi organ-organ bagian
dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Seperti fungsi jantung manusia
untuk beradaptasi dengan daerah tinggi.
· Adaptasi terhadap kadar oksigen Pada
manusia jumlah eritrosit menyesuaikan habitatnya. Eritrosit berfungsi untuk
mengikat oksigen. Pada umumnya, manusia yang tinggal di dataran tinggi
(pegunungan) memproduksi hemogoblin lebih banyak dari pada manusia yang tinggal
di dataran rendah (pantai). Hal itu disebabkan karena kadar oksigen di daerah
pegunungan lebih sedikit sehingga produksi hemogoblin meningkat. Sedangkan
kadar oksigen di daerah pantai lebih banyak, sehingga produksi hemogoblin
normal-normal saja.
· Adaptasi pada sistem pencernaan
Pada
Hewan ruminantia misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah
rumput-rumputan. Di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim
ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan,
dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih mudah.
· Adaptasi ikan terhadap salinitas
(kadar garam) Ikan yang hidup di air laut mempunyai tekanan osmosis lebih
rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan karena
air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang hidup di
air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang dikeluarkan
pun pekat. Sedangkan kelebihan garam yang turut terminum akan dikeluarkan lagi
ke dalam air laut melalui insang secara aktif, sedangkan Ikan yang hidup di air
tawar mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis air tawar,
keadaan demikian menyebabkan air akan masuk secara osmosis ke dalam tubuh ikan.
Supaya ikan tidak kelebihan air atau kembung maka cara adaptasi dengan sedikit
minum air dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif
untuk mengikat garam yang terlarut dalam air.
3.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku adalah cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya dalam
bentuk tingkah laku. Adaptasi tingkah laku ini berhubungan dengan tindakan
makhluk hidup untuk beradaptasi atau melindungi diri dari pemangsa. Selain itu
juga adaptasi tingkah laku berhubungan dengan kebiasaan makhluk hidup untuk
beradaptasi dan mempertahankan hidupnya disuatu lingkungan.
· Cicak melakukan autotomi yaitu
memutuskan ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
· Mamalia yang hidup di air laut,
misalnya lumba-lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk mengambil
oksigen di udara, karena alat pernapasannya berupa paru-paru yang tidak dapat
mengikat oksigen yang terlarut.
· Hibernasi, yaitu tidur panjang pada
musim dingin. Biasa dilakukan oleh beberapa hewan misalnya tikus, landak,
beruang hitam dan lain-lain.
· Estivasi yaitu tidur panjang pada
musim kemarau supaya dapat bertahan hidup di daerah gurun.
Biasa
dilakukan oleh beberapa hewan misalnya: kadal, katak, keong, dan lain-lain.
· Rayap merupakan hewan yang
menghancurkan kayu. Rayap dapat menghancurkan kayu karena di dalam usus rayap
terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang
dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap akan
mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya
ikut terkelupas. Untuk mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan
kembali kulitnya yang mengelupas.
· Bunglon mengelabuhi musuhnya dengan
mengubah warna kulitnya. Perubahan warna kulit bunglon sesuai dengan
lingkungannya. Peristiwa ini dinamakan Mimikri.
C. Kelangsungan
hidup dalam suatu organisme selain dilakukan dengan beradaptasi juga dilakukan
dengan cara seleksi alam dan evolusi.
Darwin menyatakan bahwa seleksi alam merupakan
faktor pendorong terjadinya evolusi. Pernyataannya itu didasarkan pada pengamatannya
terhadap populasi alami dunia. Dia mengamati adanya beberapa kecenderungan
berikut: jumlah keturunan yang terlalu besar (over reproduction), jumlah
populasi yang selalu konstan (tetap), adanya faktor pembatas pertumbuhan
populasi, dan perbedaan keberhasilan berkembang biak.
Seleksi alam
adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di
dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri
akan mati atau punah.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh
gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru
dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan
antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi
lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
D. Contoh
seleksi alam.
·
Punahnya
Dinosaurus
Contoh
organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori
berusaha menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa
dinosaurus punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteormenabrak
bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya
sejumlah besar debu keatmoster. Debu tersebut menghalangi sinar matahari
sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis.Akibatnya, banyak
tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivore tidak mendapatkan makanan dan mati.
Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.
Beberapa teori berusaha
menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus
punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteormenabrak bumi. Tabrakan itu
menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu keatmoster.
Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat
melakukan fotosintesis.Akibatnya, banyak tumbuhan mati.
Dinosaurus herbifora mati kelaparan dan dinosaurus karnifora banyak yang mati.
·
Punahnya
jerapah berleher pendek
Berbeda halnya dengan Spencer,
Lamarck memunculkan istilah evolusi yang berkaitan dengan bidang kajian biologi
yakni evolusi makhluk hidup. J.B Lamarck mengungkapkan bahwa, makhluk hidup
merupakan tingkat-tingkat perkembangan kehidupan, sedang manusia berada di
puncak perkembangan tersebut. Yang artinya bahwa tidak akan muncul lagi makhluk
hidup yang lebih tinggi tingkat ke sempurnaannya di masa yang akan datang.
Proses perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan.
Kebiasaan tersebut akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan
diwariskan kepada keturunannya. Sebagai akibat pengaruh kebiasaan tersebut,
Lamarck menyimpulkan bahwa organ-organ yang digunakan akan berkembang sedangkan
organ yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran (use and disuse).
Lamarck memberikan contoh fenomena jerapah sebagai pendukung teorinya. Menurut
Lamarck, jerapah pada mulanya berleher pendek. Karena sering digunakan untuk
menggapai pucuk dedaunan yang semakin tinggi, maka leher jerapah menjadi panjang.
Mengapa jerapah harus menggapai pucuk dedaunan yang tinggi? Lamarck menjelaskan
bahwa pucuk di bagian bawah telah habis dimakan, sehingga untuk mempertahankan
hidup maka jerapah harus menjangkau pucuk dedaunan yang tinggi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa
faktor lingkungan yakni pucuk dedaunan yang makin tinggi untuk dijangkau, telah
meme ngaruhi jerapah untuk menjulurkan lehernya. Akhirnya terjadi perubah an
struktur anatomi leher jerapah menjadi semakin panjang dan sifat ini diwariskan
kepada keturunannya.
Charles Darwin adalah
seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa evolusi
berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection). Yang
dimaksud seleksi alam adalah: proses pemilihan yang dilakukan oleh alam
terhadap variasi makhluk hidup di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki
variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa bertahan hidup, sedang yang tidak
sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup inilah yang selanjutnya akan
mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi berikutnya.
Gambar 3 Evolusi Jerapah
Sebagai
pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan
teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher,
ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana
kekeringan, lingkunganpun berubah dan, berlangsunglah proses seleksi alam.
Jerapah berleher pendek tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun
di pohon sehingga tidak bisa bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher
panjang tetap dapat memperoleh makanan dari daun-daun di pohon sehingga dapat
bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka jerapah tersebut mampu berbiak
dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada generasi berikut. Itulah
sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.
·
Kupu-kupu
bersayap cerah setelah revolusi industri di Inggris
Contoh seleksi alam
misalnya yang terjadi pada ngengat biston
betularia. Ngengat biston
betularia putih sebelum terjadinya revolusi
industri jumlahnya lebih
banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi
industri, jumlah ngengat
biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam.
Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Pada saat sebelum
terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak
dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara
di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat
biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya
E. Peranan
reproduksi dalam kelangsungan jenis makhluk hidup
·
Pengertian Reproduksi
Reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan yang baru
·
Tujuan Reproduksi
Tujuan utamanya
adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah.
·
Cara Reproduksi
Ø Kawin / sex / generatif
Pada reproduksi
seksual/generatif terjadi persatuan dua macam gamet dari dua individu yang
berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetik yang
memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru.
Ø Tak kawin / asex / vegetatif
Reproduksi Vegetatif adalah cara
reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin
jantan dan betina). Reproduksi Vegetatif bisa terjadi secara alami maupun
buatan
VII.
Metode Pembelajaran
Model
pembelajaran : Cooperative Learning
Metode pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
VIII.
Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
Tahapan
dan Waktu Kegiatan Pembelajaran
|
Aktivitas
Kegiatan Pembelajaran
|
Pendahuluan
10 menit
|
Kegiatan
Awal
1. Guru
datang ke kelas dan memberi salam
2. Guru
beserta siswa membaca doa bersama sebelum pembelajaran di mulai
3. Guru
mengabsen siswa
4. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
|
Apersepsi
1. Guru
bertanya tentang materi sebelumnya
2. Guru
mengaitakan materi sekarang dengan materi sebelumnya
|
|
Motivasi
1. Guru
melakukan demonstrasi dimana siswa diminta untuk berdiri.
2.
|
|
Kegiatan
Inti
60 menit
|
Eksplorasi
1.
Guru: melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber
2.
Siswa dapat menjelaskan cara-cara makhluk hidup
beradaptasi terhadap
lingkungannya.
3.
Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam adaptasi pada makhluk hidup
4.
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
5. Guru melibatkan peserta didik secara aktif
dengan terjadinya proses tanya jawab
|
Elaborasi
1. Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
3. Siswa diminta mengamati adaptasi morfologi pada hewan.
4. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
5. Guru
memberikan penghargaan berupa pujian dan tepuk tangan seluruh siswa.
|
|
Konfirmasi
Guru memberikan
konfirmasi atas kegiatan yang telah di lakukan siswa dengan mengoreksi
apabila pekerjaan atau jawaban siswa ada yang kurang tepat.
|
|
Penutup
10 menit
|
Kegiatan penutup
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran yang sudah dilakukan dan memberikan salam
|
Pertemuan
Kedua
Tahapan
dan Waktu Kegiatan Pembelajaran
|
Aktivitas
Kegiatan Pembelajaran
|
Pendahuluan
10 menit
|
Kegiatan
Awal
1. Guru
datang ke kelas dan memberi salam
2. Guru
beserta siswa membaca doa bersama sebelum pembelajaran di mulai
3. Guru
mengabsen siswa
4. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran
|
Apersepsi
1. Guru
bertanya tentang materi sebelumnya
2. Guru
mengaitakan materi sekarang dengan materi sebelumnya
|
|
Motivasi
|
|
Kegiatan
Inti
60 menit
|
Eksplorasi
1.
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber
2.
Siswa dapat menjelaskan ciri ciri mahkluk hidup dan terciptanya variasi.
3.
Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi mahkluk hidup dan tujuannya
4.
Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya
5.
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
|
Elaborasi
1. Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
2. Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu
percakapan
3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
4. Siswa diminta diskusi tentang perkembangbiakan makhluk
hidup
|
|
Konfirmasi
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik.
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
|
|
Penutup
10 menit
|
Kegiatan penutup
1.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah
dilakukan
2.
Guru memberikan salam
|
IX.
Penilaian Hasil Belajar
Lampiran
1: Penilaian Sikap
No.
|
Nama
Siswa
|
Kriteria
Sikap
|
Jumlah
skor
|
Nilai
|
|||||
Disiplin
|
Kerjasama
|
Kejujuran
|
Kepedulian
|
Proaktif
|
Tanggung jawab
|
||||
1.
|
|||||||||
2.
|
|||||||||
3.
|
|||||||||
4.
|
|||||||||
5.
|
*) Ketentuan:
Ø
1 = Jika peserta didik tidak konsisten
memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Ø
2 = Jika peserta didik belum konsisten
memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator, tetapi belum konsisten
Ø
3
= Jika peserta didik mulai konsisten
memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Ø
4
= Jika peserta didik sudah konsisten
memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
FORMAT PENILAIAN
Nilai :
Jumlah Skor yang
diperoleh x 100
Skor maksimal
X.
Sumber Belajar
A. Buku
Sumber
Wariyono
sukis dkk. 2008. IPA SMP IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas IX.
Jakarta: BSE
B. Alat/Media
·
Papan tulis
·
Spidol
·
Gambar
0 Response to "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP KELAS IX PART 2"
Posting Komentar